Metroterkini.com - Sedikitnya 11 wanita tewas terinjak-injak saat antre permohonan visa di stadion sepakbola Afghanistan. Ribuan orang berkumpul untuk mengajukan visa Pakistan, Rabu (21/10).
Insiden itu terjadi di stadion kota Jalalabad, ibu kota provinsi Nangarhar timur saat kerumunan besar berkumpul untuk mendapatkan izin perjalanan dari konsulat Pakistan yang kembali melanjutkan layanan pasca jeda tujuh bulan akibat pandemi virus corona.
Juru Bicara Gubernur Provinsi Attaullah Khogyani mengatakan kepada jurnalis bahwa untuk menghindari kewalahan di pusat visa, para pemohon telah diarahkan ke stadion sepakbola terdekat di Jalalabad untuk menyerahkan paspor dan dokumen mereka.
Sayangnya, pagi itu puluhan ribu orang datang ke stadion yang berujung pada kejadian tragis.
Khogyani dan juru bicara rumah sakit provinsi, Zaher Adel menyebutkan korban tewas yakni sebelas orang wanita. Sementara anggota dewan provinsi Nangarhar, Naser Kamawal mengatakan 15 orang tewas dan 15 lainnya luka-luka.
Seorang saksi mata, Abdul Ahad mengatakan wanita sudah diberi prioritas berdiri di depan kerumunan. Di Afghanistan yang sangat konservatif, wanita biasanya mengantri secara terpisah dari pria.
"Ketika para pejabat mengumumkan bahwa gerbang dibuka pada pagi hari, semua orang bergegas memasuki stadion untuk menjadi orang pertama yang memberikan paspor mereka," kata Ahad kepada AFP.
"Para wanita, kebanyakan lansia, yang berada di depan terjatuh dan tidak bisa bangun. Sungguh kacau," ucapnya.
Dilansir AFP, seorang wanita yang selamat dari insiden itu teringat bahwa dia mendengar teriakan dan melihat ibu hamil di antara himpitan orang.
"Beberapa mengalami keguguran. Yang diinjak-injak, melahirkan di sana. Kami membantunya tapi bayinya sudah meninggal. (Ibunya) terluka, tapi masih hidup," kata wanita yang menolak disebutkan namanya.
Ribuan warga Afghanistan dari Nangarhar dan provinsi terdekat lainnya tiba sejak pagi untuk mengajukan visa medis atau untuk mengunjungi kerabat. Ratusan polisi juga telah dikerahkan untuk mengendalikan kerumunan.
Beberapa jam setelah insiden itu, para kerabat terlihat membawa mayat di peti mati dari kamar mayat di Jalalabad.
Kedutaan Besar Pakistan di Kabul mengungkapkan "duka dan kesedihan mendalam" atas insiden tersebut.
"Kedutaan tetap berkomitmen untuk memastikan manajemen permohonan visa yang lancar dan efektif di pihak kami," bunyi pernyataan itu.
"Kami mengharapkan pengertian dan kerja sama dari masyarakat dan otoritas Afghanistan untuk manajemen yang lebih baik dan aman bagi pemohon visa Afghanistan."
Banyak warga Afghanistan melakukan perjalanan ke Pakistan setiap tahunnya, seringkali untuk tujuan medis atau pendidikan. Sementara jutaan orang lainnya mengungsi ke sana selama beberapa dekade terakhir untuk menghindari perang dan kemiskinan di Afghanistan yang dilanda konflik.
Sistem kesehatan dan pendidikan Afghanistan telah rusak akibat konflik selama empat dekade dan kekerasan terus berlanjut setiap hari.
Para pejabat setempat mengatakan di provinsi timur laut Takhar pada Rabu, sedikitnya 25 personel pasukan keamanan Afghanistan tewas dalam penyergapan yang dituduhkan pada Taliban.